Laporan Penelitian oleh Dr. Nuraini Asriati, M.Si, Dra. Maria Ulfah, M.Si, dan Drs. Achmadi, M.Si
Penelitian ini merupakan studi pengembangan model program One Village One Product (OVOP) berbasis Usaha Kecil Mikro dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat daerah Transmigrasi menjadi mandiri dengan mencoba Membangun Kawasan Industri Terpadu Mandiri dan mengembangkan produk Unggulan berdaya saing tinggi di pasar domestik dan global.
Dalam jangka panjang penelitian ini bertujuan menyediakan suatu sistem sentra Industri Daerah Transmigrasi menjadi Kawasan Industri Terpadu Mandiri dengan memberdayakan Usaha Kecil Mikro (UKM) melalui pengembangan program One Village One Product. Tujuan tersebut dicapai dalam dua tahun. Tahun I: (1) Pemetaan Produk Unggulan Daerah Transmigrasi Rasau Jaya Kalimantan Barat; (2) Dihasilkannya sebuah pengembangan model One Village One Product; (3) Diterapkannya sebuah pengembangan model One Village One Product oleh Kelompok pengusaha kecil mikro dalam membangun sentra industri daerah transmigrasi; dan (4) Mengembangkan model One Village One Product (OVOP) dengan quality function deployment dalam bentuk laporan. Tahun II: (1) Membangun sentra industri UKM kawasan Industri Terpadu Mandiri; (2) Melibatkan pemerintah dalam merumuskan kebijakan zona Kawasan Industri dan pola pembinaan UKM; (3) Publikasi Jurnal Ilmiah Internasional (Bisnis dan Birokrasi UI Jakarta) dan atau Nasional terakreditasi (Mimbar Sosial Unisba Bandung); dan (4) Draft Buku Ajar mata kuliah "Teori Ekonomi Mikro".
Penelitian ini dilakukan dua tahap, yaitu: Tahap I dengan melakukan: (1) Analisis teoritis pemetaan produk unggulan daerah Transmigrasi; (2) Identifikasi masalah berdasarkan data di lapangan; (3) Pengembangan model One Village One Product (OVOP) berdaya saing tinggi di pasar domestik dan global dengan uji instrumen; (4) Melaksanakan eksperimen model dalam uji terbatas. Tahap II meliputi: (1) Penyempurnaan model dan instrumen; (2) Menumbukan spirit usaha usaha Kecil Mikro (UKM) (3) Terbangun teori sentra Kawasan Industri Terpadu Mandiri (KITM) daerah Transmigrasi. Oleh karena itu, starting point penelitian ini pengembangan model One Village One product dengan QFD berbasis UKM dalam membangun Kawasan Industri Terpadu Mandiri yang dapat mendorong tumbuhnya suatu kota satu produk. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui tiga tahap yaitu tahap pengembangan dan perancangan, tahap uji coba dalam lingkup terbatas dan tahap validasi berupa eksperimental.
Selengkapnya ...
Kumpulan Jurnal Online Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura Pontianak
“I cannot live without books. ― Thomas Jefferson”
Cari Jurnal
Persepsi Mahasiswa IPS FKIP Universitas Tanjungpura terhadap Pelaksanaan Lesson Study
Laporan Penelitian oleh Drs. Rum Rosyid, MM, Dr. Nuraini Asriati M.Si, dan Drs. Rustiyarso, M.Si
Kegiatan Lesson Study di FKIP Untan khususnya jurusan Pendidikan IPS baru dilaksanakan mulai pada tahun 2010. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan LS memerlukan informasi tentang kegiatan LS yang telah dilakukan. Kegiatan Lesson Study untuk pendidikan ilmu SOsial diarahkan untuk meningkatkan kehidupan demokratisasi masyarakat. Dengan demikian harapan yang besar terhadap praktek pembelajaran yang kaya akan berbagai model pembelajaran seperti LS ini sangat diperlukan.
Pentingnya model Pembelajaran LS karena kedepannya kita perlu terlatih dalam situasi kerjasama antar individu dan masyarakat. Dengan demikian pembelajaran kelompok yang intensif sangat diperlukan untuk melatih keterampilan bekerjasama dalam setiap proses social. Oleh karena itu pembelajaran LS pada dasarnya memperlihatkan kepada peserta didik akan pentingnya kerjasama sosial dan sebaliknya menunjukkan bahwa pembelajaran individual pada dasarnya kurang relevan bagi kehidupan.
Pelaksanaan LS di lingkungan jurusan IPS hingga saat ini telah sekali dilakukan sosialisasi kepada para dosen pada awal tahun 2010 bekerjasama dengan jurusan pendidikan MIPA. Dengan kegiatan praktek pelaksanaan LS sebanyak dua kali. Masing-masing untuk pendidikan ekkonomi koperasi dan untuk pendidikan akuntansi.
Selengkapnya ...
Kegiatan Lesson Study di FKIP Untan khususnya jurusan Pendidikan IPS baru dilaksanakan mulai pada tahun 2010. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan LS memerlukan informasi tentang kegiatan LS yang telah dilakukan. Kegiatan Lesson Study untuk pendidikan ilmu SOsial diarahkan untuk meningkatkan kehidupan demokratisasi masyarakat. Dengan demikian harapan yang besar terhadap praktek pembelajaran yang kaya akan berbagai model pembelajaran seperti LS ini sangat diperlukan.
Pentingnya model Pembelajaran LS karena kedepannya kita perlu terlatih dalam situasi kerjasama antar individu dan masyarakat. Dengan demikian pembelajaran kelompok yang intensif sangat diperlukan untuk melatih keterampilan bekerjasama dalam setiap proses social. Oleh karena itu pembelajaran LS pada dasarnya memperlihatkan kepada peserta didik akan pentingnya kerjasama sosial dan sebaliknya menunjukkan bahwa pembelajaran individual pada dasarnya kurang relevan bagi kehidupan.
Pelaksanaan LS di lingkungan jurusan IPS hingga saat ini telah sekali dilakukan sosialisasi kepada para dosen pada awal tahun 2010 bekerjasama dengan jurusan pendidikan MIPA. Dengan kegiatan praktek pelaksanaan LS sebanyak dua kali. Masing-masing untuk pendidikan ekkonomi koperasi dan untuk pendidikan akuntansi.
Selengkapnya ...
Profil Kinerja Dosen Jurusan Pendidikan IPS FKIP Untan
Laporan Penelitian oleh Dr. Nuraini Asriati M.Si, dkk
Berdasarkan data FKIP Untan Tahun 2012, bahwa mahasiswa program studi pendidikan ekonomi jurusan Pend. IPS sangat membutuhkan bimbingan dari dosen dalam menyelesaikan studinya. Para ahli psikologi menyadari pentingnya bimbingan akademik dari para dosen dalam rangka peningkatan prestasi belajar mahasiswa agar kualitas pendidikan khususnya di perguruan tinggi dapat diperoleh secara optimal. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka tim peneliti tertarik untuk menentukan profil kinerja dosen pendidikan IPS FKIP Untan. Pijakan pertama terhadap pengukuran kinerja dosen adalah melalui pemeteaan posisi dosen sesuai dengan matriks keahlian.
Selengkapnya ...
Berdasarkan data FKIP Untan Tahun 2012, bahwa mahasiswa program studi pendidikan ekonomi jurusan Pend. IPS sangat membutuhkan bimbingan dari dosen dalam menyelesaikan studinya. Para ahli psikologi menyadari pentingnya bimbingan akademik dari para dosen dalam rangka peningkatan prestasi belajar mahasiswa agar kualitas pendidikan khususnya di perguruan tinggi dapat diperoleh secara optimal. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka tim peneliti tertarik untuk menentukan profil kinerja dosen pendidikan IPS FKIP Untan. Pijakan pertama terhadap pengukuran kinerja dosen adalah melalui pemeteaan posisi dosen sesuai dengan matriks keahlian.
Selengkapnya ...
Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan - SBI dan Model Pembelajaran Deep Dialogue Critical Thingking (DDCT) di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat
Oleh Dr. Nuraini Asriati, M.Si
This research goal to improve the curriculum model of SMK-SBI and teaching learning model of DDCT consist of materials, teaching learning material and assessment include of instrument source of SMK in Border area in West Borneo, SMKN 1 Ketungau Tengah Kabupaten Sintang and SMKN 1 Entikong Kabupaten Sanggau. This research use qualitative approach with variety cases, because this research have many different in characteristic and skill programe which different with SMKN 1 Entikong and SMKN 1 Ketungau Tengah. Collecting data have done by 3 steps of realizations improvement steps and planning, try out and validation step. Research product show that SMKN 1 Entikong capable to implement the SBI Curriculum while SMKN 1 Ketungau Tengah still prepare the first element to SBI. The research product also show that the implementation of teaching learning model and SMK-SBI curriculum to growth of critical thinking student is positive, because case focus based on DDCT approach in teaching learning stress on getting knowledge and experience based on the student itself, so they can discuss and have critical thinking, not only stress on the physical activity but intellectual, emotional, cosial, mentqaly and sprituall which the student can interactive the group in business world and a teacher guess as a productive curriculum stall
Keyword: SMK-SBI, DDCt, in Border West Borneo
Selengkapnya..
This research goal to improve the curriculum model of SMK-SBI and teaching learning model of DDCT consist of materials, teaching learning material and assessment include of instrument source of SMK in Border area in West Borneo, SMKN 1 Ketungau Tengah Kabupaten Sintang and SMKN 1 Entikong Kabupaten Sanggau. This research use qualitative approach with variety cases, because this research have many different in characteristic and skill programe which different with SMKN 1 Entikong and SMKN 1 Ketungau Tengah. Collecting data have done by 3 steps of realizations improvement steps and planning, try out and validation step. Research product show that SMKN 1 Entikong capable to implement the SBI Curriculum while SMKN 1 Ketungau Tengah still prepare the first element to SBI. The research product also show that the implementation of teaching learning model and SMK-SBI curriculum to growth of critical thinking student is positive, because case focus based on DDCT approach in teaching learning stress on getting knowledge and experience based on the student itself, so they can discuss and have critical thinking, not only stress on the physical activity but intellectual, emotional, cosial, mentqaly and sprituall which the student can interactive the group in business world and a teacher guess as a productive curriculum stall
Keyword: SMK-SBI, DDCt, in Border West Borneo
Selengkapnya..
Grand Design Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Melalui Pembelajaran Afektif di Sekolah
Oleh Dr. Nuraini Asriati, M.Si
Secara konseptual maupun empirik, diyakini bahwa afektif memegang peranan penting terhadap tingkat kesuksesan seseorang dalam bekerja maupun kehidupan secara keseluruhan. Meski demikian, pembelajaran afektif justru lebih banyak dilakukan dan dikembangkan di luar kurikulum formal sekolah. Namun hingga saat ini dalam praktiknya, proses pembelajaran di sekolah lebih cenderung menekankan pada pencapaian perubahan aspek kognitif yang dilaksanakan dengan berbagai pendekatan, strategi dan mmodel pembelajaran tertentu. Sementara pembelajaran secara khusus mengembangkan kemampuan afektif masih kurang mendapat perhatian serius, hanya dijadikan sebagai efek penggiring atau hidden curriculum yang disisipkan pada pembelajaran utama. Sesungguhnya keberhasilan siswa kelak ditentukan 80% dari kecerdasan emosi dan 20% dari kecerdasan intelektual.
Tantangan saat ini dan masa yang akan datang, bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Kebijakan dan implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di sekolah menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa sehingga dapat berfungsi sebagai salah satu sumber nilai-nilai yang luhur. Kearifan lokal merupakan modal utama masyarakat dalam mmembangun dirinya tanpa merusak tatanan sosial yang adaptif dengan lingkungan alam sekitarnya. Kearifan lokal dibangun dari nilai-nilai sosial yang dijunjung tinggi dalam struktur sosial masyarakat dan memiliki fungsi sebagai pedoman, pengontrol, dan rambu-rambu untuk berprilaku dalam berbagai dimensi dalam kehidupan. Oleh karena itu, guru harus mampu merancang program pembelajaran dengan memperhatikan ranah afektif sebagai salah satu karakteristik manusia dalam hasil belajar, walau memerlukan waktu yang lama. Terintegrasinya pendidikan karakter dalam muatan keunggulan lokal pada proses pembelajaran, akan sesuai dengan lingkungan yang ada dan dialami peserta didik dalam rangka mengaitkan pembelajaran dengan kejadian nyata sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang bermakna.
Keyword: Pendidikan karakter, kearifan lokal, pembelajaran afektif
Selengkapnya...
Secara konseptual maupun empirik, diyakini bahwa afektif memegang peranan penting terhadap tingkat kesuksesan seseorang dalam bekerja maupun kehidupan secara keseluruhan. Meski demikian, pembelajaran afektif justru lebih banyak dilakukan dan dikembangkan di luar kurikulum formal sekolah. Namun hingga saat ini dalam praktiknya, proses pembelajaran di sekolah lebih cenderung menekankan pada pencapaian perubahan aspek kognitif yang dilaksanakan dengan berbagai pendekatan, strategi dan mmodel pembelajaran tertentu. Sementara pembelajaran secara khusus mengembangkan kemampuan afektif masih kurang mendapat perhatian serius, hanya dijadikan sebagai efek penggiring atau hidden curriculum yang disisipkan pada pembelajaran utama. Sesungguhnya keberhasilan siswa kelak ditentukan 80% dari kecerdasan emosi dan 20% dari kecerdasan intelektual.
Tantangan saat ini dan masa yang akan datang, bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Kebijakan dan implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di sekolah menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa sehingga dapat berfungsi sebagai salah satu sumber nilai-nilai yang luhur. Kearifan lokal merupakan modal utama masyarakat dalam mmembangun dirinya tanpa merusak tatanan sosial yang adaptif dengan lingkungan alam sekitarnya. Kearifan lokal dibangun dari nilai-nilai sosial yang dijunjung tinggi dalam struktur sosial masyarakat dan memiliki fungsi sebagai pedoman, pengontrol, dan rambu-rambu untuk berprilaku dalam berbagai dimensi dalam kehidupan. Oleh karena itu, guru harus mampu merancang program pembelajaran dengan memperhatikan ranah afektif sebagai salah satu karakteristik manusia dalam hasil belajar, walau memerlukan waktu yang lama. Terintegrasinya pendidikan karakter dalam muatan keunggulan lokal pada proses pembelajaran, akan sesuai dengan lingkungan yang ada dan dialami peserta didik dalam rangka mengaitkan pembelajaran dengan kejadian nyata sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang bermakna.
Keyword: Pendidikan karakter, kearifan lokal, pembelajaran afektif
Selengkapnya...
Subscribe to:
Posts (Atom)