Oleh Dr. Nuraini Asriati, M.Si
Secara konseptual maupun empirik, diyakini bahwa afektif memegang peranan penting terhadap tingkat kesuksesan seseorang dalam bekerja maupun kehidupan secara keseluruhan. Meski demikian, pembelajaran afektif justru lebih banyak dilakukan dan dikembangkan di luar kurikulum formal sekolah. Namun hingga saat ini dalam praktiknya, proses pembelajaran di sekolah lebih cenderung menekankan pada pencapaian perubahan aspek kognitif yang dilaksanakan dengan berbagai pendekatan, strategi dan mmodel pembelajaran tertentu. Sementara pembelajaran secara khusus mengembangkan kemampuan afektif masih kurang mendapat perhatian serius, hanya dijadikan sebagai efek penggiring atau hidden curriculum yang disisipkan pada pembelajaran utama. Sesungguhnya keberhasilan siswa kelak ditentukan 80% dari kecerdasan emosi dan 20% dari kecerdasan intelektual.
Tantangan saat ini dan masa yang akan datang, bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Kebijakan dan implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di sekolah menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa sehingga dapat berfungsi sebagai salah satu sumber nilai-nilai yang luhur. Kearifan lokal merupakan modal utama masyarakat dalam mmembangun dirinya tanpa merusak tatanan sosial yang adaptif dengan lingkungan alam sekitarnya. Kearifan lokal dibangun dari nilai-nilai sosial yang dijunjung tinggi dalam struktur sosial masyarakat dan memiliki fungsi sebagai pedoman, pengontrol, dan rambu-rambu untuk berprilaku dalam berbagai dimensi dalam kehidupan. Oleh karena itu, guru harus mampu merancang program pembelajaran dengan memperhatikan ranah afektif sebagai salah satu karakteristik manusia dalam hasil belajar, walau memerlukan waktu yang lama. Terintegrasinya pendidikan karakter dalam muatan keunggulan lokal pada proses pembelajaran, akan sesuai dengan lingkungan yang ada dan dialami peserta didik dalam rangka mengaitkan pembelajaran dengan kejadian nyata sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang bermakna.
Keyword: Pendidikan karakter, kearifan lokal, pembelajaran afektif
Selengkapnya...
No comments:
Post a Comment